Tuesday, December 20, 2011

Biografi Dr. Sun Yat Sen - Tokoh Nasionalis Cina

Biografi Dr. Sun Yat SenDr Sun Yat Sen Lahir 12 November 1866 di Guang dong Cina, anak seorang petani miskin yang merantau ke Honolulu Hawai Amerika Serikat mengikuti kakak lelakinya untuk menempuh pendidikan. Sut Yat Sen kembali ke Cina tahun 1883, kemudian pindah ke Hongkong untuk menempuh pendidikan kedokteran hingga lulus tahun 1892. Dr Sut Yat Sangat terkenal karena ia merupakan tokoh nasional Cina yang berjuang untuk persatuan nasional Cina, pembangunan ekonomi, dan pembentukan pemerintahan republik. Ia sangat berpengaruh dalam sejarah Cina modern.

Dr Sut Yat Sen memutuskan meninggalkan dunia medis dan kembali ke Hawai mendirikan organisasi pergerakan untuk menjatuhkan penguasa Manchu. Langkah ini disebabkan kegundahannya melihat kemerosotan Cina pada masa dinasti Qing yang sangat korup. Setelah kekalahan Cina dalam perang Cina-Jepang tahun 1894-1895 Sun Yat Sen kembali ke Hongkong merancang pemberontakan Guangzhou. Walaupun usahanya ini gagal, namun semangat nasionalisme dan gerakan revolusioner mulai tumbuh di masyarakat Cina terutama di perantauan. Namanya terkenal di dunia internasional setelah ditahan oleh kedutaan Cina di London tahun 1896. Selama 16 tahun berikutnya ia banyak berkelana mempelajari secara intensif pemikiran politik dan ekonomi barat dan membangun arah politik dan ekonomi negerinya.

Sun Yat Sen anyak mendapat dukungan secara finansial, moral maupun politik dari dunia internasional. Banyak kolega, koneksi-koneksi luar negerinya yang memberikan bantuan seperti dari pemerintah Jepang tahun 1897. Para intelektual Cina di perantauan juga memberikan dukungan penuh sehingga tahun 1905 ia segera mendirikan T`ung meng Hui (Liga Revolusioner gabungan) yang memberjuangkan tiga visi yaitu nasionalisme, demokrasi dan kesejahteraan rakyat. Gerakan Sun Yat Sen ini akhirnya membuahkan hasil pada bulom Oktober 1911. Dinasti Manchu tidak mampu membendung gelombang pemberontak sehingga awal tahun 1912 Dr Sun Yat Sen terpilih menjadi presiden sementara RRC yang baru didirikan. Namun untuk menghindari perang saudara, ia kemudian mengundurkan diri dan menyerahkan jabatan kepada Yuan Shikai, mantan menteri pada masa kekaisaran. Ambisi Yuan dalam kekuasaan tercium gelagatnya oleh Sut Yat Sen, sehingga ia segera melancarkan perlawanan hingga menjatuhkannya dari kursi kekuasaan tahun 1916.

foto Dr. Sun Yat Sen
Dr Sun Yat Sen kemudian mengubah organisasinya menjadi partai politik Kuomintang dan tahun 1917 ia membentuk pemerintahan sendiri di Guangzhou untuk menandingi sisa-sisa penerus Yuan di Beijing. Ia segera memperkuat militer dan menerima bantuan dari Uni Soviet untuk memperkuat pemerintahannya. Pada tahun 1923-1924 ia membentuk aliansi sementara dengan kelompok komunis hingga terbentuklah Kongres Nasional pertama (KMT) dan partai komunis menjadi salah satu anggotanya.

mausoleum Dr. Sun Yat Sen
Patung Dr. Sun Yat Sen
Sejak tahun 1923 hingga kematiannya ia tercatat sebagai kepala pemerintahan KMT yang diubahnya sesuai dengan sistem Uni Soviet. Basis massa Sun Yat Sen terutama di Guangzhou berasal dari kelompok pelajar, pekerja, rakyat bawah, dan tentara. Di akhir-akhir hidupnya ia senantiasa berjuang untuk persatuan Cina dengan membujuk berbagai tokoh faksi untuk meninggalkan ambisi pribadi. Setelah ia wafat tanggal 12 Maret 1925, perjuangannya diteruskan oleh Chiang Kai Shek yang akhirnya berhasil menyatukan Cina. Namun Chiang Kai Shek akhirnya juga tersingkir ke Taiwan setelah meletusnya perang saudara antara kelompok nasionalis dengan komunis.

Referensi :

Buku 100 Tokoh Abad Ke 20 Paling Berpengaruh, Penulis Ready Susanto, Penerbit Nuansa Cendekia.

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.tokohbiografi.blogspot.com

Biografi Dr Sutomo - Pendiri Budi Utomo

Biografi Dr SutomoDokter Sutomo yang bernama asli Subroto ini lahir di desa Ngepeh, Jawa Timur, 30 Juli 1888. Ketika belajar di STOVIA (Sekolah Dokter), ia bersama rekan-rekannya, atas saran dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi Utomo (BU), organisasi modem pertama di Indonesia, pada tanggal 20 Mei 1908, yang kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Kelahiran BU sebagai Perhimpunan nasional Indonesia, dipelopori oleh para pemuda pelajar STOVIA (School tot Opleiding voor Indische Artsen) yaitu Sutomo, Gunawan, Suraji dibantu oleh Suwardi Surjaningrat, Saleh, Gumbreg, dan lain-lain. Sutomo sendiri diangkat sebagai ketuanya.

Tujuan perkumpulan ini adalah kemajuan nusa dan bangsa yang harmonis dengan jalan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan, teknik dan industri, kebudayaan, mempertinggi cita-cita kemanusiaan untuk mencapai kehidupan bangsa yang terhormat.

Kemudian kongres peresmian dan pengesahan anggaran dasar BU diadakan di Yogyakarta 5 Okt 1908. Pengurus pertama terdiri dari: Tirtokusumo (bupati Karanganyar) sebagai ketua; Wahidin Sudirohusodo (dokter Jawa), wakil ketua; Dwijosewoyo dan Sosrosugondo (kedua-duanya guru Kweekschool), penulis; Gondoatmodjo (opsir Legiun Pakualaman), bendahara; Suryodiputro (jaksa kepala Bondowoso), Gondosubroto (jaksa kepala Surakarta), dan Tjipto Mangunkusumo (dokter di Demak) sebagai komisaris.

Budi Utomo
gedung STOVIA (School tot Opleiding voor Indische Artsen)

Sutomo setelah lulus dari STOVIA tahun 1911, bertugas sebagai dokter, mula-mula di Semarang, lalu pindah ke Tuban, pindah lagi ke Lubuk Pakam (Sumatera Timur) dan akhirnya ke Malang. Saat bertugas di Malang, ia membasmi wabah pes yang melanda daerah Magetan.

Ia banyak memperoleh pengalaman dari seringnya berpindah tempat tugas. Antara lain, ia semakin banyak mengetahui kesengsaraan rakyat dan secara langsung dapat membantu mereka. Sebagai dokter, ia tidak menetapkan tarif, bahkan adakalanya pasien dibebaskan dari pembayaran.

Kemudian ia memperoleh kesempatan memperdalam pengetahuan di negeri Belanda pada tahun 1919. Sekembalinya di tanah air, ia melihat kelemahan yang ada pada Budi Utomo. Waktu itu sudah banyak berdiri partai politik. Karena itu, ia ikut giat mengusahakan agar Budi Utomo bergerak di bidang politik dan keanggotaannya terbuka buat seluruh rakyat.

Dr Sutomo
Kemudian pada tahun 1924, ia mendirikan Indonesische Studie Club (ISC) yang merupakan wadah bagi kaum terpelajar Indonesia. ISC berhasil mendirikan sekolah tenun, bank kredit, koperasi, dan sebagainya. Pada tahun 1931 ISC berganti nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Di bawah pimpinannya, PBI berkembang pesat.

Sementara itu, tekanan dari Pemerintah Kolonial Belanda terhadap pergerakan nasional semakin keras. Lalu Januari 1934, dibentuk Komisi BU-PBI, yang kemudian disetujui oleh kedua pengurus-besarnya pertengahan 1935 untuk berfusi. Kongres peresmian fusi dan juga merupakan kongres terakhir BU, melahirkan Partai Indonesia Raya atau disingkat PARINDRA, berlangsung 24-26 Des 1935. Sutomo diangkat menjadi ketua. Parindra berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka.

Makam Dr Sutomo
Selain bergerak di bidang politik dan kedokteran, dr. Sutomo juga aktif di bidang kewartawanan. Ia bahkan memimpin beberapa buah surat kabar. Dalam usia 50 tahun, ia meninggal dunia di Surabaya pada tanggal 30 Mei 1938.

Referensi :

- http://www.pendongeng.com/biografi-pahlawan-indonesia/476-pahlawan-nasional-dr-sutomo-1888-1938.html

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.tokohbiografi.blogspot.com

Monday, December 19, 2011

Biografi Kak Seto Mulyadi

Biografi Kak Seto Mulyadi Seto Mulyadi lahir Klaten, 28 Agustus 1951 atau biasa dikenal sebagai Kak Seto adalah psikolog anak dan pembawa acara televisi untuk anak-anak bersama dengan Henny Purwonegoro. Ia juga menjabat ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak. Seto Mulyadi memiliki saudara kembar Kresno Mulyadi (yang kini juga menjadi psikolog anak di Surabaya dan kakak dari Maruf Mulyadi. Kehilangan orang yang kita sayangi, pasti akan membuat kita sedih. Namun ada pepatah yang menyatakan, di mana ada musibah pasti ada hikmahnya. Hal ini yang dialami oleh anak dari pasangan Mulyadi Effendy dan Mariati. Seto Mulyadi atau biasa dikenal dengan Kak Seto, ternyata menjalani masa suram sebelum terjun ke dunia anak.

Berawal dari kematian sang adik Arief Budiman saat berumur tiga tahun akibat penyakit campak, membuat Seto mulai menekuni dunia anak. Sehingga pernah suatu saat Seto dan Kresno Mulyadi (adik kembar Seto) pergi ke sebuah toko mainan, tiba-tiba terucap dari dua bersaudara ini untuk membeli salah satu boneka untuk sang adik. Namun, sang ibu Mariati dengan bijak meminta kedua anaknya untuk berdoa agar mendapat adik lagi. Akan tetapi, hingga keduanya beranjak dewasa belum dikaruniakan adik. Seto juga tidak dapat menghilangkan pengalaman masa lalu saat gagal masuk Fakultas Kedokteran yang menjadi impian terbesarnya. Bahkan sangkin nekatnya, Tong -panggilan sayang Seto- pergi ke Jakarta dengan bermodal teman kenal di kereta.

Pengalaman pahitpun pernah dirasakan pria kelahiran 28 Agustus 1951 Klaten, Jawa Tengah ini. "Saya pernah menjadi pengaduk semen, tukang batu. Tukang parkir pernah saya lalui saat pertama kali berada di Jakarta," ujar Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak ini. Sampai akhirnya, Tong melihat salah satu acara anak yang selalu ditangkan sore hari di Stasiun TVRI dengan asuhan Ibu Sandiah' Kasur. Saat itu, hatinya tergerak untuk ambil bagian dalam acara tersebut. Dengan tekad yang kuat, Tong menghampiri rumah Ibu Kasur berharap dapat menyalurkan kecintaannya di dunia anak.

kak seto sedang mendongeng
Pucuk dicinta ulampun tiba, saat menghampiri rumah Ibu Kasur malah bertemu dengan Bapak Soerjono' Kasur. "Kemudian, saya meminta menjadi asisten Pak Kasur secara sukarela tanpa dibayar. Tanpa pikir panjang, Pak Kasur menerima saya menjadi asisten pada 4 April 1970. Hingga sekarang, saya jadikan tanggal itu sebagai tanggal yang bersejarah di dalam hidup saya," imbuh Pendiri dan Ketua Yayasan Nakula Sadewa ini.

Dari sinilah awal kegemilangan Tong mulai meningkat, hingga akhirnya Pak Kasur berpesan kepada Seto yang tidak bisa dilupakannya. "Dik, kalau saya mati. Adik yang harus melanjutkan perjalanan saya. Sejak saat itu, saya mulai giat dan aktif dalam menekuni dunia anak-anak," tutur Pendiri dan Ketua Yayasan Mutiara Indonesia ini.

Dengan penghasilan yang didapatkannya, Tong berhasil mencapai sarjana Psikologi Universitas Indonesia. Setelah 37 berkiprah di dunia anak belum membuat Seto puas. "Karena jutaan anak-anak haknya masih dilanggar, misalnya dalam perceraian, kekerasan dengan mengatas namakan pendidikan, dan masih banyak yang diperdagangkan. Sehingga, saya mencoba untuk menumbuhkan minat generasi muda untuk meneruskan estafet Pak Kasur dengan membuat kelompok pencinta anak (Kompak)," kata mantan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara ini.

Bermoto ~Bangsa yang besar adalah Bangsa yang mencintai anak-anak' membuat Seto konsisten terjun ke dunia anak-anak. "Walaupun saya ditawari untuk terjun di dunia politik, saya tidak menginginkannya. Dengan berat hati saya akan menolaknya, karena saya tidak mempunyai keahlian yang lain selain momong anak," tandas lulusan Fakultas Psikologi UI 1981 ini. Seto berpesan, maraknya penculikan, penganiayaan dan perdagangan anak yang terjadi akhir-akhir ini membuat miris hati Tong. Sehingga orang tua harus berperan aktif dalam menjaga anak-anak walau dengan kesibukan yang menyita waktu dan perhatian orang tua. Bahkan, kalau perlu titipkan anak kepada orang yang bertanggung jawab penuh.

"Orang tua harus peduli terhadap hak anak, termasuk hak untuk mendapat perlindungan. Jadi orang tua harus sadar, bahwa anak tidak cukup mampu untuk melindungi diri sendiri. Di satu sisi harus dilatih langkah-langkah awal, sepert berani teriak, jangan pergi ke tempat yang sepi, memakai perhiasan yang belebihan. Dan orangtua harus mengetahui setiap detik di mana anak-anak berada," papar lulusan Program Pascasarjana Psikologi UI ini. Kesibukan Seto ternyata tidak membuat Deviana, sang isteri, komplain dalam urusan rumah tangga. Karena sejak dini, Seto telah mengajarkan kepada anak dan isterinya untuk belajar saling terbuka terhadap semua permasalahan.

"Hampir setiap Sabtu, kita melakukan Sidang Umum Permasalahan Rumah. Nah, disitulah kita mulai saling terbuka mengenai semua permasalahan di rumah. Saat itu juga kita saling kritik dan mengritik, sehingga tidak ada lagi masalah yang mengganjal di antara keluarga. Kalau perlu, setiap saya akan berkunjung ke suatu tempat sering juga mengajak keluarga. Agar mereka tahu, bagaimana pekerjaan yang dikerjakan oleh ayahnya," tandas ayah dari empat bersaudara ini.

kak seto dengan masyarakat
Berjarak 18 tahun dengan Seto, tak membuat hati Devi menciut. Baginya, Seto merupakan sosok bapak, saudara dan sahabat dalam berbagi suka dan duka. Setopun sempat bernazar, jika suatu saat dirinya menikah dia akan mendongeng kepada anak-anak yatim piatu.

"Usai para tamu pulang, kita langsung melepas pakaian dan berganti dengan kostum biasa. Bahkan, isteri saya masih menggunakan sanggul dan langsung menuju Panti Asuhan Muslimin di Kawasan Keramat Raya untuk melaksanakan nazar saya," kenangnya.

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.tokohbiografi.blogspot.com

Biografi Jenderal Gatot Subroto

Biografi Jenderal Gatot SubrotoJenderal Gatot Subroto lahir di Banyumas 10 Oktober 1909, ini sejak anak-anak sudah menunjukkan watak seorang pemimpin. Dia memiliki keberanian, ketegasan, tanggung jawab, dan berpantang akan kesewenangan. Pengalaman tidak manis pernah dialaminya ketika masih bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS). Karena berkelahi dengan seorang anak Belanda, dia akhirnya dikeluarkan dari sekolah tersebut. Kasus itu sudah cukup menunjukkan bahwa sejak kecil dirinya sudah memiliki sifat pemberani dan tegas. Di kala orang tidak ada yang berani menantang anak-anak Belanda yang merasa lebih tinggi derajatnya dari kaum pribumi, Gatot Subroto dengan tanpa gentar sedikitpun maju menantang.

Dikeluarkan dari sekolah ELS dia kemudian masuk ke sekolah Holands Inlandse School (HIS). Dari sana, dia akhirnya menyelesaikan pendidikan formalnya. Namun setamat HIS, dia memilih tidak meneruskan pendidikannya ke sekolah yang lebih tinggi, tetapi bekerja sebagai pegawai. Pilihannya menjadi pegawai tersebut ternyata juga tidak memuaskan jiwanya. Dia kemudian keluar dari pekerjaanya dan masuk sekolah militer di Magelang pada tahun 1923. Setelah menyelesaikan pendidikan militer, Gatot pun menjadi anggota KNIL (Tentara Hindia Belanda) hingga akhir pendudukan Belanda di Indonesia.

Tentara yang aktif dalam tiga zaman ini pernah menjadi Tentara Hindia Belanda (KNIL) pada masa pendudukan Belanda, anggota Pembela Tanah Air (Peta) pada masa pendudukan Jepang dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) setelah kemerdekaan Indonesia serta turut menumpas PKI pada tahun 1948. Ia juga menjadi penggagas terbentuknya Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Berpendirian tegas dan memiliki solidaritas yang tinggi, merupakan ciri khas dari Jenderal Gatot Subroto. Pria lulusan Sekolah Militer Magelang masa pemerintahan Belanda, ini paling tidak bisa mentolerir setiap tindak kezaliman, walau oleh siapapun dan kapanpun.

Ketika Perang Dunia ke II bergolak, pasukan Belanda berhasil ditaklukkan pasukan Jepang. Indonesia yang sebelumnya merupakan daerah pendudukan Belanda beralih jadi kekuasaan pemerintah Kerajaan Jepang. Pada masa Pendudukan Jepang ini, Gatot pun langsung mengikuti pendidikan Tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yakni pendidikan dalam rangka perekrutan tentara pribumi oleh pemerintahan Jepang di Indonesia. Tamat dari pendidikan Peta, dia diangkat pemerintah Jepang menjadi komandan kompi di Sumpyuh, Banyumas dan tidak berapa lama kemudian dinaikkan menjadi komandan batalyon.

Foto Jenderal Gatot Subroto
Kesertaan Gatot Subroto menjadi anggota KNIL maupun Peta tidaklah mengindikasikan dirinya seorang kaki tangan pihak kolonial atau jiwa kebangsaannya yang rendah. Tapi hal itu hanyalah sebatas pekerjaan yang sudah lumrah zaman itu. Jiwa kebangsaan Gatot Subroto tetap tinggi. Di dalam menjalankan tugasnya sebagai tentara pendudukan, perlakuannya sering terlihat memihak kepada rakyat kecil.

Perlakuan itu bahkan sering diketahui atasannya sehingga dia sering mendapat teguran. Bahkan karena begitu tebalnya perhatian dan solider terhadap kaumnya, sering sebagian dari gajinya disumbangkan untuk membantu keluarga orang hukuman yang ada di bawah pengawasannya. Begitu juga halnya pada masa pendudukan Jepang, dia sering menentang orang Jepang yang bertindak kasar terhadap anak buahnya.
Terhadap bawahannya, Gatot juga terkenal sebagai seorang pimpinan yang sangat perhatian. Namun walaupun begitu, sebagai militer, tanpa pandang bulu dia juga sangat tegas terhadap anak buahnya yang melanggar disiplin.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Gatot langsung masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), tentara bentukan pemerintah Indonesia sendiri dan merupakan tentara resmi RI yang dalam perjalanannya kemudian berganti nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sejak kemerdekaan hingga pengakuan kedaulatan kemerdekaan RI atau pada masa Perang Kemerdekaan yakni antara tahun 1945-1950, dia dipercayai memegang beberapa jabatan penting. Pernah dipercaya menjadi Panglima Divisi II, Panglima Corps Polisi Militer, dan Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya.

Bersamaan di saat dirinya menjabat Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya, pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun pun bergolak yakni pada bulan September 1948. Pemberontakan yang didalangi oleh Muso itu akhirnya berhasil diatasi dengan gemilang. Setelah banyak terjadi peristiwa dalam mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda, pengakuan kedaulatan republik ini pun berhasil diperoleh. Pasca pengakuan kedaulatan itu, Gatot Subroto semakin dipercaya mengemban tugas yang lebih tinggi. Dia diangkat menjadi Panglima Tentara & Teritorium (T & T) IV I Diponegoro.

Monumen Jenderal Gatot Subroto
Namun karena sesuatu hal pada tahun 1953, dia sempat mengundurkan diri dari dinas militer. Namun tiga tahun kemudian dia diaktifkan kembali sekaligus diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad). Di kalangan militer, dia dikenal sebagai seorang pimpinan yang mempunyai perhatian besar terhadap pembinaan perwira muda. Menurutnya, salah satu cara untuk membina perwira muda adalah dengan menyatukan akademi militer setiap angkatan yakni Angkatan Darat, Laut, dan Udara, menjadi satu akademi. Gagasan tersebut akhirnya terwujud dengan terbentuknya Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).

Gatot Subroto akhirnya meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 11 Juni 1962, pada usia 55 tahun. Sang Jenderal ini dimakamkan di desa Sidomulyo, kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Atas jasa-jasanya yang begitu besar bagi negara, seminggu setelah kematiannya, Jenderal Gatot Subroto dinobatkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang dikuatkan dengan SK Presiden RI No.222 Tahun 1962, tgl 18 Juni 1962.

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.tokohbiografi.blogspot.com

Biografi Frederick Grant Banting - Penemu Insulin Diabetes

Biografi Frederick Grant Banting Penemu Insulin DiabetesFrederick Grant Banting Ia lahir tanggal 14 Nopember 1891 di Allison, Ontario Canada. Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara pasangan William Thompson Banting dan Margareth Grant. Selepas SMA meneruskan pendidikan di Universitas Toronto jurusan Teologi dan pindah ke jurusan kedokteran. Tahun 1916 Frederick mendapat gelar MB dan bekerja sebagai dokter di korps Angkatan Darat Kanada.Setelah Perang Dunia I berakhir ia bersekolah lagi mengambil jurusan ortopedi sambil bekerja di rumah sakit. Ia pun bekerja paruh waktu menjadi dosen ortopedik di University of Western Ontario Canada. Sejak tahun 1921 selama setahun Frederick menjadi dosen farmakologi Universitas Toronto dan mendapat gelar MD serta mendapat medali atas jasa-jasanya.

Frederick Grant Banting adalah dokter pertama di dunia yang menemukan insulin. Insulin adalah hormon yang mampu mengubah gula darah/glukosa menjadi gula otot/glikogen yang dihasilkan pada pankreas. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan penyakit diabetes. Frederick bersama asistennya Dr Charles Best memulai percobaannya dalam penemuan insulin dan hasilnya cukup menggembirakan. Dibantu Macleod serta seorang ahli kimia James Collip melalui tehnik ekstraksi insulin ternyata mampu menghasilkan ekstrak insulin yang berguna seperti sekarang, lalu memproduksinya secara besar-besaran melalui kultur jaringan dengan bantuan mikro organisme. Sebelumnya, bagaimanapun, Banting telah menjadi sangat tertarik pada diabetes.

Karya Naunyn, Minkowski, Opie, Schafer, dan lain-lain telah menunjukkan bahwa diabetes disebabkan oleh kekurangan protein hormon yang dikeluarkan oleh pulau-pulau Langerhans di pankreas. Schafer hormon ini telah diberi nama insulin, dan ia diduga bahwa insulin mengontrol metabolisme gula, sehingga mengakibatkan kekurangan dalam akumulasi gula dalam darah dan ekskresi kelebihan gula dalam urin. Upaya untuk memasok makanan hilang insulin oleh pankreas pasien dengan segar, atau ekstrak dari itu, telah gagal, mungkin karena protein insulin dalam ini telah dihancurkan oleh enzim proteolitik dari pankreas. Masalahnya, karena itu, adalah bagaimana mengekstrak insulin dari pankreas sebelum itu sudah demikian hancur.

Sementara ia sedang mempertimbangkan masalah ini, Banting membaca dalam sebuah jurnal kesehatan artikel oleh Musa Baron, yang menunjukkan bahwa, bila saluran pankreas itu ditutup oleh ligatures percobaan, sel-sel pankreas yang mensekresikan tripsin merosot, tetapi bahwa pulau-pulau Langerhans tetap utuh. Hal ini disarankan untuk Banting gagasan bahwa ligasi dari saluran pankreas akan, dengan menghancurkan sel-sel yang mensekresi tripsin, menghindari penghancuran insulin, sehingga, setelah waktu yang cukup telah diizinkan untuk degenerasi dari tripsin-sel mensekresi, insulin mungkin dapat diekstraksi dari pulau-pulau Langerhans utuh.

Bertekad untuk menyelidiki kemungkinan ini, Banting dibahas dengan berbagai orang, di antaranya adalah JJR Macleod, Profesor Fisiologi di Universitas Toronto, dan Macleod memberinya fasilitas untuk kerja eksperimental atasnya. Dr Charles Best, kemudian mahasiswa kedokteran, Banting diangkat sebagai asisten, dan bersama-sama, Banting dan Best memulai pekerjaan yang mengarah ke penemuan insulin.

insulin anti body
insulinPada tahun 1922 telah diangkat Banting Demonstrator senior di Kedokteran di University of Toronto, dan pada tahun 1923 ia terpilih di Banting dan Best Ketua Medical Research, yang telah dianugerahi oleh Badan Legislatif Provinsi Ontario. Ia juga ditunjuk Consulting Kehormatan Dokter ke Toronto General Hospital, Rumah Sakit untuk Sakit Anak-anak, dan Rumah Sakit Toronto Barat. Dalam Banting dan Best Institute, Banting berurusan dengan masalah-masalah silicosis, kanker, mekanisme tenggelam dan bagaimana untuk mengatasi itu. Selama Perang Dunia II ia menjadi sangat tertarik pada masalah-masalah yang berhubungan dengan terbang (seperti blackout).

Selain gelar kedokterannya, Banting juga diperoleh, pada 1923, gelar LL.D. derajat (Queens) dan D. Sc derajat (Toronto). Sebelum penghargaan Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk tahun 1923, yang diterimanya bersama Macleod, ia menerima Penghargaan Reeve dari University of Toronto (1922). Pada tahun 1923, Parlemen Kanada yang diberikan kepadanya Hidup Anuitas dari $ 7.500. Banting pada tahun 1928 memberikan Cameron Kuliah di Edinburgh. Ia diangkat sebagai anggota berbagai akademi medis dan masyarakat dalam negeri dan luar negeri, termasuk Inggris dan Amerika Fisiologis Masyarakat, dan American Society Farmakologi. Ia dianugerahi gelar kebangsawanan pada 1934.

patung Frederick Grant BantingTahun 1923 Frederick Banting dan Macleod menerima hadiah nobel dalam bidang kedokteran dan tahun 1924 Raja George V Kanada memberikan gelar knight (satria) kepadanya. Ia menikah dengan Marion Robertson tapi lalu bercerai dan menikah lagi dengan Henrietta Ball pada tahun 1937. Saat Perang Dunia II Frederick Banting bergabung dengan korps Angkatan Udara Kanada dan terlibat dalam berbagai proyek pembuatan senjata biologis, termasuk produksi bakteri antraks secara besar-besaran.

Kecelakaan Pesawat Frederick Grant Banting
Tahun 1941, tepatnya tanggal 21 Februari Frederick Banting meninggal dalam suatu kecelakaan pesawat pada saat dia dalam penerbangan di New Founland..

Referensi :

- http://www.pendongeng.com/biografi-ilmuwan-penemu/495-frederick-grant-banting-penemu-insulin-diabetes-.html

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.tokohbiografi.blogspot.com

Biografi Édouard-Léon Scott de Martinville - Penemu Alat Perekam Suara

Biografi Édouard-Léon Scott de Martinville Penemu Alat Perekam SuaraÉdouard-Léon Scott de Martinville lahir 25 April 1817 – meninggal 26 April 1879 pada umur 62 tahun) adalah seorang pencetak dan penjual buku asal Perancis. Ia menemukan alat perekam suara pertama di dunia, yaitu phonautogram, yang di paten kan pada tanggal 25 Maret 1857, dengan kode paten #17,897/31,470. Sejak tahun 1854 ia tertarik dengan mekanis menulis suara. Ketika melakukan cek tulisan pada beberapa ukiran buku teks fisik ia menemukan beberapa gambar anatomi pendengaran. Ia mencari alat yang dapat meniru cara kerja pendengaran, menggunakan membran elastis sebagai gendang telinga, beberapa pengungkit sebagai tulang telinga, yang akan menggerakkan pena yang akan menulis suara pada permukaan kertas, kayu atau gelas yang diberi jelaga.

Pada tanggal 26 Januari, 1857 ia mengirim desain nya di dalam sebuah amplop ke Akademi Perancis. Pada tanggal 25 Maret 1857, ia menerima kode paten Perancis #17,897/31,470 untuk phonautogram. Phonautogram menggunakan sebuah terompet untuk menangkap suara, yang menyentuh diafragma dan menggerakkan sikat kaku yang menuliskan pada kertas yang dihitamkan dengan jelaga, pada sebuah silinder yang diputar dengan tangan. Scott membuat beberapa phonautogram bersama dengan pembuat instrumen akustik bernama Rudolph Koenig. Berbeda dengan fonograf buatan Edison tahun 1877, phonautogram hanya bisa menuliskan suara dan tidak memutar rekaman. Alat ini hanya digunakan untuk penelitian ilmiah terhadap gelombang suara.

Alat Perekam Suara Pertama Édouard-Léon Scott de Martinville
Scott de Martinville berhasil menjual beberapa phonautogram untuk laboratorium ilmiah untuk penelitian terhadap suara. Alat ini berguna dalam penelitian suara vokal dan digunakan oleh Franciscus Donders, Heinrich Schneebeli and Rene Marage. Namun ia tidak menghasilkan uang dari penemuan tersebut dan menghabiskan hidupnya dengan bekerja sebagai penjual buku di 9 Rue Vivienne di Paris.

Pada tahun 2008, New York Times melaporkan penemuan beberapa phonautogram dari tanggal 9 April 1860. Pengumuman dari penemuan disertai dengan pengumuman bahwa rekaman visual dapat dimainkan "mengubah coretan di kertas menjadi suara oleh ilmuan di Lawrence Berkeley National Laboratory di Berkeley, California." Phonautogram adalah salah satu gambaran Leon Scott yang terlupakan; kertas itu dibaca dan diproses oleh program komputer canggih yang dibuat oleh Library of Congress.

Suara tersebut adalah suara nyanyian berdurasi sepuluh detik, awalnya dikira sebagai putri dari sang penemu, sebelum akhirnya diketahui rekaman tersebut dimainkan terlalu cepat dan merupakan adalah suaranya sendiri, menyanyikan lagu "Au Clair de la Lune". Rekaman phonautogram ini dianggap sebagai rekaman suara manusia dan musik tertua di dunia, mendahului rekaman musik Handel "Israel in Egypt" pada sebuah fonograf Edison, yang dibuat pada tahun 1888.

Phonautogram Scott de Martinville yang berisi naskah drama Aminta buatan Torquato Tasso juga telah ditemukan. Direkam sekitar tahun 1860, kemungkinan setelah rekamam Au Clair de la Lune, phonautogram ini adalah rekaman suara manusia yang tertua secara dibicarakan. Rekaman yang lebih tua dari tahun 1857 juga berisi suara Scott, namun tidak dikenali karena suara yang tidak beraturan.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/%C3%89douard-L%C3%A9on_Scott_de_Martinville
- http://www.pendongeng.com/biografi-ilmuwan-penemu/488-edouard-leon-scott-de-martinville-penemu-alat-perekam-suara-.html

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.tokohbiografi.blogspot.com

Biografi Alexander Bain - Penemu Mesin Fax

Biografi Alexander Bain Penemu Mesin FaxAlexander Bain lahir Oktober 1811, di Watten, Caithness, Skotlandia dan meninggal di Kirkintilloch dan dimakamkan di Pemakaman Old Aisle. Teknologi dasar di balik fax telah sekitar selama lebih dari 150 tahun. Alexander Bain menciptakan mesin faks pertama di tahun 1843. Dia percaya bahwa simbol yang digunakan dalam kode Morse dapat diterapkan secara visual, bukan hanya dari pendengaran, dan oleh karena itu akan digunakan untuk mengirim jenis informasi lainnya. Bain, pembuat jam, digunakan pengetahuan untuk desain dan paten konsep dasar yang menjadi dasar dari mesin fax modern. Gagasan untuk menggunakan sinyal-sinyal listrik yang dihasilkan oleh operator telegraf adalah langkah besar dalam telekomunikasi. Dalam perangkat Bain, sinyal-sinyal akan melewati jenis kertas yang direndam dalam suatu kimia.

Sinyal tersebut kemudian akan menyebabkan bahan kimia tersebut menguap, meninggalkan tanda panjang atau pendek dalam kode Morse. Tanda ini memungkinkan untuk pengiriman informasi lebih cepat dan memungkinkan dia untuk membuat rekaman menekan-lubang yang memungkinkan untuk transmisi otomatis dan resepsi. Perangkat ini dikenal, meskipun hampir tidak cukup luas, sebagai telegraf "kimia."

Tentu saja, pada hari-hari fax tidak dapat dikirim dengan cara mereka sekarang. Telegraf sinyal adalah mesin faks pertama yang sukses yang bisa mengirim pesan dengan mengatur arus listrik. Melanjutkan perbaikan dalam miniaturisasi, manufaktur dan pencetakan listrik adalah cara melompat-memulai teknologi mesin faks yang saat ini menggunakan jutaan, bahkan milyaran, kali setiap hari.

Jam Alexander Bain
Karena mesin faks tanggal kembali lebih jauh dari Anda mungkin berpikir, itu benar-benar harus dipertimbangkan salah satu tonggak terbesar dalam sejarah komunikasi. Teknologi dari mesin fax dibangun di atas teknologi telegraf kemudian-saat ini. Telegraph kabel digunakan untuk mengirim mereka "kimia pertama" faks. Pengiriman melalui saluran telepon tidak kemungkinan di tahun 1843, karena kenyataan bahwa telepon bahkan tidak ditemukan selama 30 tahun atau lebih!

Konsep dasar di belakang mesin faks ("fax" pengirim dokumen) adalah untuk mengirim faksimili, salinan "exact" kemajuan teknologi dan penemuan lain telah menyebabkan evolusi mesin fax modern kita, yang masih mempertahankan. Yang asli konsep Alexander Bain. Idenya adalah bahwa Anda bisa memindai gambar, gambar atau teks, dan gambar scan bisa ditafsirkan sebagai sinyal pada kotak yang diaktifkan on atau off. Artinya, informasi tersebut akan muncul sebagai cahaya (off) dan gelap (di) titik ke penerima mekanik di mesin fax penerima, yang kemudian akan mencetak gambar.

Mesin Fax mulai menjadi sangat populer pada tahun 1983 ketika Komite Konsultasi Internasional Telephonique et Telegraphique (atau CCITT Grup 3) menetapkan protokol standar untuk fax. The CCITT adalah sebuah organisasi yang menetapkan standar komunikasi internasional, dan fax tentu menjadi standar dari waktu ke depan. mesin Fax dengan cepat menjadi biasa dalam dunia bisnis. Mereka segera disukai Bly untuk mengirimkan dokumen-dokumen hukum dan banyak bisnis tidak akan dengan cara lain. Meskipun telah berkurang akibat penggunaan email dan teknologi lainnya, banyak bisnis tergantung pada teknologi fax ke hari ini.

Mesin Fax Pertama Alexander Bain
Bahkan sampai tahun 1990-an, mesin faks yang besar, besar dan sulit untuk mengelola. Teknologi ini memungkinkan kompak, mesin faks yang user-friendly dan lebih murah untuk muncul. Sepuluh tahun yang lalu, $ 500 dianggap harga murah untuk sebuah mesin faks. Hari-hari ini, Anda dapat dengan mudah menemukan, baik polos-kertas satu mesin untuk sekitar $ 50. Selain itu, faks sekarang bagian dari teknologi "semua dalam satu" printer, sehingga perangkat mulai pada titik harga yang sama sekarang datang dengan kemampuan untuk fax, scan, mencetak dan menyalin, semua untuk satu biaya rendah.

Meskipun mesin fax telah sekitar selama bertahun-tahun dan digunakan secara luas, tampaknya fax melalui Internet telah cepat menjadi sarana yang sangat populer transmisi informasi. Fakta bahwa internet mampu mengirimkan informasi pada kecepatan tinggi kecepatan membuatnya lebih nyaman dan lebih mudah bagi orang untuk memanfaatkan. Hari-hari ini, lebih dan lebih banyak kantor dan orang-orang menyingkirkan mesin fax mereka untuk memanfaatkan Internet alat fax.

Namun, mesin faks bukanlah hal masa lalu dulu, dan kemampuan untuk komputer untuk mengirim dan menerima fax berarti orang dengan mesin fax dapat terhubung dengan pengguna komputer dan pengguna faks. Banyak orang masih menggunakan mesin fax sehari-hari dan mudah untuk melihat mengapa. Mereka menawarkan transfer yang sangat cepat informasi dan komunikasi yang lebih akurat antara orang dan bisnis. mesin Fax sudah pasti datang jauh. Ini pernah dianggap sebagai pusat teknologi modern karena itu mampu untuk mengirim dan mereplikasi bertumpuk-tumpuk dokumen penting dari mana saja di dunia.

Monumen Penghormatan Alexander Bain Penemu Mesin Fax
Meskipun semakin banyak orang berpaling ke fax internet, mesin fax masih dianggap sebagai bagian yang sangat penting teknologi. Melihat seberapa jauh kita sudah datang dengan cara kita mengirim dan mengirimkan informasi, sangat menarik untuk dicatat bagaimana mesin faks telah kami sejauh ini. Ini telah menjadi elemen penting dalam semua aspek komunikasi internasional, baik bisnis dan pribadi. Tanpa itu, dan versi internet-enabled, kita juga mengirim dokumen kita melalui Pony Express. Faxing membantu dunia pergi "bulat, literally!

Referensi :

- http://www.pendongeng.com/biografi-ilmuwan-penemu/490-alexander-bain-tokoh-penemu-mesin-faximile.html

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.tokohbiografi.blogspot.com

Tuesday, December 13, 2011

Biografi KH. Ahmad Dahlan - Pendiri Muhammadiyah

Biografi KH. Ahmad DahlanKyai Haji Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868, Nama kecil KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa. Silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana 'Ainul Yaqin, Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH. Muhammad Sulaiman, KH. Abu Bakar, dan Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan).

Pada umur 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta.

Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah. Disamping itu KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Ia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.

Dengan maksud mengajar agama, pada tahun 1909 Kiai Dahlan masuk Boedi Oetomo - organisasi yang melahirkan banyak tokoh-tokoh nasionalis. Di sana beliau memberikan pelajaran-pelajaran untuk memenuhi keperluan anggota. Pelajaran yang diberikannya terasa sangat berguna bagi anggota Boedi Oetomo sehingga para anggota Boedi Oetomo ini menyarankan agar Kiai Dahlan membuka sekolah sendiri yang diatur dengan rapi dan didukung oleh organisasi yang bersifat permanen. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari nasib seperti pesantren tradisional yang terpaksa tutup bila kiai pemimpinnya meninggal dunia.
Saran itu kemudian ditindaklanjuti Kiai Dahlan dengan mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Muhammadiyah pada 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330). Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Melalui organisasi inilah beliau berusaha memajukan pendidikan dan membangun masyarakat Islam.

Madrasah Muhammadiyah Pertama
Bagi Kiai Dahlan, Islam hendak didekati serta dikaji melalui kacamata modern sesuai dengan panggilan dan tuntutan zaman, bukan secara tradisional. Beliau mengajarkan kitab suci Al Qur'an dengan terjemahan dan tafsir agar masyarakat tidak hanya pandai membaca ataupun melagukan Qur'an semata, melainkan dapat memahami makna yang ada di dalamnya. Dengan demikian diharapkan akan membuahkan amal perbuatan sesuai dengan yang diharapkan Qur’an itu sendiri. Menurut pengamatannya, keadaan masyarakat sebelumnya hanya mempelajari Islam dari kulitnya tanpa mendalami dan memahami isinya. Sehingga Islam hanya merupakan suatu dogma yang mati.

Di bidang pendidikan, Kiai Dahlan lantas mereformasi sistem pendidikan pesantren zaman itu, yang menurutnya tidak jelas jenjangnya dan tidak efektif metodenya lantaran mengutamakan menghafal dan tidak merespon ilmu pengetahuan umum. Maka Kiai Dahlan mendirikan sekolah-sekolah agama dengan memberikan pelajaran pengetahuan umum serta bahasa Belanda. Bahkan ada juga Sekolah Muhammadiyah seperti H.I.S. met de Qur'an. Sebaliknya, beliau pun memasukkan pelajaran agama pada sekolah-sekolah umum. Kiai Dahlan terus mengembangkan dan membangun sekolah-sekolah. Sehingga semasa hidupnya, beliau telah banyak mendirikan sekolah, masjid, langgar, rumah sakit, poliklinik, dan rumah yatim piatu.

Kegiatan dakwah pun tidak ketinggalan. Beliau semakin meningkatkan dakwah dengan ajaran pembaruannya. Di antara ajaran utamanya yang terkenal, beliau mengajarkan bahwa semua ibadah diharamkan kecuali yang ada perintahnya dari Nabi Muhammad SAW. Beliau juga mengajarkan larangan ziarah kubur, penyembahan dan perlakuan yang berlebihan terhadap pusaka-pusaka keraton seperti keris, kereta kuda, dan tombak. Di samping itu, beliau juga memurnikan agama Islam dari percampuran ajaran agama Hindu, Budha, animisme, dinamisme, dan kejawen.

Di bidang organisasi, pada tahun 1918, beliau membentuk organisasi Aisyiyah yang khusus untuk kaum wanita. Pembentukan organisasi Aisyiyah, yang juga merupakan bagian dari Muhammadiyah ini, karena menyadari pentingnya peranan kaum wanita dalam hidup dan perjuangannya sebagai pendamping dan partner kaum pria. Sementara untuk pemuda, Kiai Dahlan membentuk Padvinder atau Pandu - sekarang dikenal dengan nama Pramuka - dengan nama Hizbul Wathan disingkat H.W. Di sana para pemuda diajari baris-berbaris dengan genderang, memakai celana pendek, berdasi, dan bertopi. Hizbul Wathan ini juga mengenakan uniform atau pakaian seragam, mirip Pramuka sekarang.

Novel Sang Pencerah Ahmad Dahlan
Pembentukan Hizbul Wathan ini dimaksudkan sebagai tempat pendidikan para pemuda yang merupakan bunga harapan agama dan bangsa. Sebagai tempat persemaian kader-kader terpercaya, sekaligus menunjukkan bahwa Agama Islam itu tidaklah kolot melainkan progressif. Tidak ketinggalan zaman, namun sejalan dengan tuntutan keadaan dan kemajuan zaman.
Karena semua pembaruan yang diajarkan Kyai Dahlan ini agak menyimpang dari tradisi yang ada saat itu, maka segala gerak dan langkah yang dilakukannya dipandang aneh. Sang Kiai sering diteror seperti diancam bunuh, rumahnya dilempari batu dan kotoran binatang.

Ketika mengadakan dakwah di Banyuwangi, beliau diancam akan dibunuh dan dituduh sebagai kiai palsu. Walaupun begitu, beliau tidak mundur. Beliau menyadari bahwa melakukan suatu pembaruan ajaran agama (mushlih) pastilah menimbulkan gejolak dan mempunyai risiko. Dengan penuh kesabaran, masyarakat perlahan-lahan menerima perubaban yang diajarkannya.
Tujuan mulia terkandung dalam pembaruan yang diajarkannya. Segala tindak perbuatan, langkah dan usaha yang ditempuh Kiai ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa Islam itu adalah Agama kemajuan. Dapat mengangkat derajat umat dan bangsa ke taraf yang lebih tinggi. Usahanya ini ternyata membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Banyak golongan intelektual dan pemuda yang tertarik dengan metoda yang dipraktekkan Kiai Dahlan ini sehingga mereka banyak yang menjadi anggota Muhammadiyah. Dalam perkembangannya, Muhammadiyah kemudian menjadi salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia.

Melihat metoda pembaruan KH Ahmad Dahlan ini, beliaulah ulama Islam pertama atau mungkin satu-satunya ulama Islam di Indonesia yang melakukan pendidikan dan perbaikan kehidupan um’mat, tidak dengan pesantren dan tidak dengan kitab karangan, melainkan dengan organisasi. Sebab selama hidup, beliau diketahui tidak pernah mendirikan pondok pesantren seperti halnya ulama-ulama yang lain. Dan sepanjang pengetahuan, beliau juga konon belum pernah mengarang sesuatu kitab atau buku agama.

Logo Muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai organisasi tempat beramal dan melaksanakan ide-ide pembaruan Kiai Dahlan ini sangat menarik perhatian para pengamat perkembangan Islam dunia ketika itu. Para sarjana dan pengarang dari Timur maupun Barat sangat memfokuskan perhatian pada Muhammadiyah. Nama Kiai Haji Akhmad Dahlan pun semakin tersohor di dunia.
Dalam kancah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, peranan dan sumbangan beliau sangatlah besar. Kiai Dahlan dengan segala ide-ide pembaruan yang diajarkannya merupakan saham yang sangat besar bagi Kebangkitan Nasional di awal abad ke-20.

Kiai Dahlan menimba berbagai bidang ilmu dari banyak kiai yakni KH. Muhammad Shaleh di bidang ilmu fikih; dari KH. Muhsin di bidang ilmu Nahwu-Sharaf (tata bahasa); dari KH. Raden Dahlan di bidang ilmu falak (astronomi); dari Kiai Mahfud dan Syekh KH. Ayyat di bidang ilmu hadis; dari Syekh Amin dan Sayid Bakri Satock di bidang ilmu Al-Quran, serta dari Syekh Hasan di bidang ilmu pengobatan dan racun binatang.

Makam KH Ahmad Dahlan
Pada usia 66 tahun, tepatnya pada tanggal 23 Februari 1923, Kiai Haji Akhmad Dahlan wafat di Yogyakarta. Beliau kemudian dimakamkan di Karang Kuncen, Yogyakarta. Atas jasa-jasa Kiai Haji Akhmad Dahlan maka negara menganugerahkan kepada beliau gelar kehormatan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Gelar kehormatan tersebut dituangkan dalam SK Presiden RI No.657 Tahun 1961, tgl 27 Desember 1961.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan
- http://www.pendongeng.com/biografi-tokoh-indonesia/528-biografi-kh-ahmad-dahlan.html

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.tokohbiografi.blogspot.com

Biografi Letjen R. Suprapto

Biografi Letjen R. SupraptoLetnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto lahir di Purwokerto, 20 Juni 1920, ini boleh dibilang hampir seusia dengan Panglima Besar Sudirman. Usianya hanya terpaut empat tahun lebih muda dari sang Panglima Besar. Pendidikan formalnya setelah tamat MULO (setingkat SLTP) adalah AMS (setingkat SMU) Bagian B di Yogyakarta yang diselesaikannya pada tahun 1941. Sekitar tahun itu pemerintah Hindia Belanda mengumumkan milisi sehubungan dengan pecahnya Perang Dunia Kedua. Ketika itulah ia memasuki pendidikan militer pada Koninklijke Militaire Akademie di Bandung. Pendidikan ini tidak bisa diselesaikannya sampai tamat karena pasukan Jepang sudah keburu mendarat di Indonesia.


Oleh Jepang, ia ditawan dan dipenjarakan, tapi kemudian ia berhasil melarikan diri. Selepas pelariannya dari penjara, ia mengisi waktunya dengan mengikuti kursus Pusat Latihan Pemuda, latihan keibodan, seinendan, dan syuisyintai. Dan setelah itu, ia bekerja di Kantor Pendidikan Masyarakat. Di awal kemerdekaan, ia merupakan salah seorang yang turut serta berjuang dan berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap. Selepas itu, ia kemudian masuk menjadi anggota Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto. Itulah awal dirinya secara resmi masuk sebagai tentara, sebab sebelumnya walaupun ia ikut dalam perjuangan melawan tentara Jepang seperti di Cilacap, namun perjuangan itu hanyalah sebagai perjuangan rakyat yang dilakukan oleh rakyat Indonesia pada umumnya.

Selama di Tentara Keamanan Rakyat (TKR), ia mencatatkan sejarah dengan ikut menjadi salah satu yang turut dalam pertempuran di Ambarawa melawan tentara Inggris. Ketika itu, pasukannya dipimpin langsung oleh Panglima Besar Sudirman. Ia juga salah satu yang pernah menjadi ajudan dari Panglima Besar tersebut. Setelah Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan, ia sering berpindah tugas. Pertama-tama ia ditugaskan sebagai Kepala Staf Tentara dan Teritorial (T&T) IV/ Diponegoro di Semarang. Dari Semarang ia kemudian ditarik ke Jakarta menjadi Staf Angkatan Darat, kemudian ke Kementerian Pertahanan. Dan setelah pemberontakan PRRI/Permesta padam, ia diangkat menjadi Deputy Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah Sumatera yang bermarkas di Medan. Selama di Medan tugasnya sangat berat sebab harus menjaga agar pemberontakan seperti sebelumnya tidak terulang lagi.

Sumur Lubang Buaya

Pada pemberontakan yang dilancarkan oleh PKI tanggal 30 September 1965, dirinya menjadi salah satu target yang akan diculik dan dibunuh. Dan pada tanggal 1 Oktober 1965 dinihari, Letjen. TNI Anumerta R. Suprapto bersama enam perwira lainnya yakni Jend. TNI Anumerta Achmad Yani; Letjen. TNI Anumerta S. Parman; Letjen. TNI Anumerta M.T. Haryono; Mayjen. TNI Anumerta D.I. Panjaitan; Mayjen. TNI Anumerta Sutoyo S; dan Kapten CZI TNI Anumerta Pierre Tendean berhasil diculik kemudian dibunuh secara membabi buta dan jenazahnya dimasukkan ke sumur tua di daerah Lubang Buaya tanpa prikemanusiaan.

Monumen Kesaktian Pancasila
R. Suprapto gugur sebagai Pahlawan Revolusi untuk mempertahankan Pancasila. Bersama enam perwira lainnya ia dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata. Pangkatnya yang sebelumnya masih Mayor Jenderal kemudian dinaikkan satu tingkat menjadi Letnan Jenderal sebagai penghargaan atas jasa-jasanya. Untuk menghormati jasa para pahlawan tersebut, oleh pemerintah Orde Baru ditetapkanlah tanggal 1 Oktober setiap tahunnya sebagai hari Kesaktian Pancasila sekaligus sebagai hari libur nasional. Dan di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur, di depan sumur tua tempat jenazah ditemukan, dibangun tugu dengan latar belakang patung ketujuh Pahlawan Revolusi tersebut. Tugu tersebut dinamai Tugu Kesaktian Pancasila.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/R._Suprapto_(pahlawan_revolusi)

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.tokohbiografi.blogspot.com

Friday, December 9, 2011

Biografi Letjen S. Parman

Biografi Letjen S. ParmanLetjen. Anumerta Siswondo Parman lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918. Dia merupakan salah satu dari tujuh pahlawan revolusi dan korban kebiadaban PKI. Pria kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah ini merupakan perwira intelijen, sehingga banyak tahu tentang kegiatan rahasia PKI karena itulah dirinya termasuk salah satu di antara para perwira yang menolak rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani. Penolakan yang membuatnya dimusuhi dan menjadi korban pembunuhan PKI. Pendidikan umum yang pernah diikutinya adalah sekolah tingkat dasar, sekolah menengah, dan Sekolah Tinggi Kedokteran. Namun sebelum menyelesaikan dokternya, tentara Jepang telah menduduki Republik sehingga gelar dokter pun tidak sampai berhasil diraihnya.

Setelah tidak bisa meneruskan sekolah kedokteran, ia sempat bekerja pada Jawatan Kenpeitai. Di sana ia dicurigai Jepang sehingga ditangkap, namun tidak lama kemudian dibebaskan kembali. Sesudah itu, ia malah dikirim ke Jepang untuk mengikuti pendidikan pada Kenpei Kasya Butai. Sekembalinya ke tanah air ia kembali lagi bekerja pada Jawatan Kempeitai.
Awal kariernya di militer dimulai dengan mengikuti Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yaitu Tentara RI yang dibentuk setelah proklamasi kemerdekaan. Pada akhir bulanDesember, tahun 1945, ia diangkat menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara (PT) di Yogyakarta.

Selama Agresi Militer II Belanda, ia turut berjuang dengan melakukan perang gerilya. Pada bulan Desember tahun 1949 ia ditugaskan sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya. Salah satu keberhasilannya saat itu adalah membongkar rahasia gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang akan melakukan operasinya di Jakarta di bawah pimpinan Westerling. Selanjutnya, pada Maret tahun 1950, ia diangkat menjadi kepala Staf G. Dan setahun kemudian dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan pada Military Police School.

Sekembalinya dari Amerika Serikat, ia ditugaskan di Kementerian Pertahanan untuk beberapa lama kemudian diangkat menjadi Atase Militer RI di London pada tahun 1959. Lima tahun berikutnya yakni pada tahun 1964, ia diserahi tugas sebagai Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) dengan pangkat Mayor Jenderal. Ketika menjabat Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) ini, pengaruh PKI juga sedang marak di Indonesia. Partai Komunis ini merasa dekat dengan Presiden Soekarno dan sebagian rakyat pun sudah terpengaruh. Namun sebagai perwira intelijen, S. Parman sebelumnya sudah banyak mengetahui kegiatan rahasia PKI. Maka ketika PKI mengusulkan agar kaum buruh dan tani dipersenjatai atau yang disebut dengan Angkatan Kelima. Ia bersama sebagian besar Perwira Angkatan Darat lainnya menolak usul yang mengandung maksud tersembunyi itu. Dengan dasar itulah kemudian dirinya dimusuhi oleh PKI.

Maka pada pemberontakan yang dilancarkan oleh PKI tanggal 30 September 1965, dirinya menjadi salah satu target yang akan diculik dan dibunuh. Dan pada tanggal 1 Oktober 1965 dinihari, Letjen. TNI Anumerta S. Parman bersama enam perwira lainnya yakni Jend. TNI Anumerta Achmad Yani; Letjen. TNI Anumerta Suprapto; Letjen. TNI Anumerta M.T. Haryono; Mayjen. TNI Anumerta D.I. Panjaitan; Mayjen. TNI Anumerta Sutoyo S; dan Kapten CZI TNI Anumerta Pierre Tendean berhasil diculik kemudian dibunuh secara membabi buta dan jenazahnya dimasukkan ke sumur tua di daerah Lubang Buaya tanpa prikemanusiaan.

Sumur Lubang Buaya
S. Parman gugur sebagai Pahlawan Revolusi untuk mempertahankan Pancasila. Bersama enam perwira lainnya ia dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata. Pangkatnya yang sebelumnya masih Mayor Jenderal kemudian dinaikkan satu tingkat menjadi Letnan Jenderal sebagai penghargaan atas jasa-jasanya.

Monumen Kesaktian Pancasila
Untuk menghormati jasa para pahlawan tersebut, oleh pemerintah Orde Baru ditetapkanlah tanggal 1 Oktober setiap tahunnya sebagai hari Kesaktian Pancasila sekaligus sebagai hari libur nasional. Dan di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur, di depan sumur tua tempat jenazah ditemukan, dibangun tugu dengan latar belakang patung ketujuh Pahlawan Revolusi tersebut. Tugu tersebut dinamai Tugu Kesaktian Pancasila.

Referensi :

- http://www.pendongeng.com/biografi-pahlawan-indonesia/461-pahlawan-revolusi-letjen-anumerta-s-parman-1918-1965.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Siswondo_Parman

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.tokohbiografi.blogspot.com

Biografi Letjen M.T Haryono

Biografi Letjen M.T HaryonoLetnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono lahir di Surabaya, 20 Januari 1924 merupakan salah satu dari dari Tujuh Pahlawan Revolusi, sebelumnya memperoleh pendidikan di ELS (setingkat Sekolah Dasar) kemudian diteruskan ke HBS (setingkat Sekolah Menengah Umum). Setamat dari HBS, ia sempat masuk Ika Dai Gakko (Sekolah Kedokteran masa pendudukan Jepang) di Jakarta, namun tidak sampai tamat. Seorang perwira yang fasih berbicara dalam bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman. Kemampuannya itu membuat dirinya menjadi perwira penyambung lidah yang sangat dibutuhkan dalam berbagai perundingan.

Perwira kelahiran Surabaya ini pernah menjadi Sekretaris Delegasi Militer Indonesia pada Konferensi Meja Bundar, Atase Militer RI untuk Negeri Belanda dan terakhir sebagai Deputy III Menteri/ Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad). Ketika kemerdekaan RI diproklamirkan, ia yang sedang berada di Jakarta segera bergabung dengan pemuda lain untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan itu sekaligus dilanjutkannya dengan masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Awal pengangkatannya, ia memperoleh pangkat Mayor.

Selama terjadinya perang mempertahankan kemerdekaan yakni antara tahun 1945 sampai tahun 1950, ia sering dipindahtugaskan. Pertama-tama ia ditempatkan di Kantor Penghubung, kemudian sebagai Sekretaris Delegasi RI dalam perundingan dengan Inggris dan Belanda. Suatu kali ia juga pernah ditempatkan sebagai Sekretaris Dewan Pertahanan Negara dan di lain waktu sebagai Wakil Tetap pada Kementerian Pertahanan Urusan Gencatan Senjata. Dan ketika diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB), ia merupakan Sekretaris Delegasi Militer Indonesia.

Tenaga M.T. Haryono memang sangat dibutuhkan dalam berbagai perundingan antara pemerintah RI dengan pemerintah Belanda maupun Inggris. Hal tersebut disebabkan karena kemampuannya berbicara tiga bahasa internasional yakni bahasa Inggris, Belanda, dan Jerman. Terakhir ketika ia menjabat Deputy III Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad), pengaruh PKI juga sedang marak di Indonesia. Partai yang merasa dekat dengan Presiden Soekarno dan sebagian rakyat itu semakin hari semakin berani bahkan semakin merajalela.

Ide-ide yang tidak populer dan mengandung resikO tinggi pun sering dilontarkan oleh partai komunis itu. Seperti ide untuk mempersenjatai kaum buruh dan tani atau yang disebut dengan Angkatan Kelima. Ide tersebut tidak disetujui oleh sebagian besar perwira AD termasuk oleh M.T. Haryono sendiri dengan pertimbangan adanya maksud tersembunyi di balik itu yakni mengganti ideologi Pancasila menjadi komunis. Di samping itu, pembentukan Angkatan Kelima tersebut sangatlah memiliki resiko yang sangat tinggi. Namun karena penolakan itu pula, dirinya dan para perwira lain dimusuhi dan menjadi target pembunuhan PKI dalam pemberontakan Gerakan 30 September 1965.

Sumur lubang buaya
Pada tanggal 1 Oktober 1965 dinihari, Letjen. TNI Anumerta M.T. Haryono bersama enam perwira lainnya yakni: Jend. TNI Anumerta Achmad Yani; Letjen. TNI Anumerta Suprapto; Letjen.TNI Anumerta S Parman; Mayjen. TNI Anumerta D.I. Panjaitan; Mayjen. TNI Anumerta Sutoyo S; dan Kapten CZI TNI Anumerta Pierre Tendean berhasil diculik kemudian dibunuh secara membabi buta dan jenazahnya dimasukkan ke sumur tua di daerah Lubang Buaya tanpa prikemanusiaan. M.T. Haryono yang tewas karena mempertahankan Pancasila itu gugur sebagai Pahlawan Revolusi. Ia kemudian dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, pangkatnya yang sebelumnya masih Mayor Jenderal kemudian dinaikkan satu tingkat menjadi Letnan Jenderal.

tugu monumen pahlawan revolusi kesaktian pancasila
Untuk menghormati jasa para Pahlawan Revolusi sekaligus untuk mengingatkan bangsa ini akan peristiwa penghianatan PKI tersebut, dengan demikian diharapkan peristiwa yang sama tidak akan terulang kembali, maka oleh pemerintahan Soeharto ditetapkanlah tanggal 1 Oktober setiap tahunnya sebagai hari Kesaktian Pancasila sekaligus sebagai hari libur nasional. Dan di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur di depan sumur tua tempat jenazah ditemukan, dibangunlah Tugu Kesaktian Pancasila sebagai tugu peringatan yang berlatar belakang patung ketujuh Pahlawan Revolusi tersebut.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Mas_Tirtodarmo_Harjono
- http://www.pendongeng.com/biografi-pahlawan-indonesia/462-pahlawan-revolusi-letjen-anumerta-mt-haryono-1924-1965.html

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.tokohbiografi.blogspot.com

Biografi Jenderal D.I Panjaitan

Biografi Jenderal D.I PanjaitanMayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli, 9 Juni 1925. Pendidikan formal diawali dari Sekolah Dasar, kemudian masuk Sekolah Menengah Pertama, dan terakhir di Sekolah Menengah Atas. Ketika ia tamat Sekolah Menengah Atas, Indonesia sedang dalam pendudukan Jepang. Sehingga ketika masuk menjadi anggota militer ia harus mengikuti latihan Gyugun. Selesai latihan, ia ditugaskan sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau hingga Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Ketika Indonesia sudah meraih kemerdekaan, ia bersama para pemuda lainnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian menjadi TNI.

Di TKR, ia pertama kali ditugaskan menjadi komandan batalyon, kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948. Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera. Dan ketika Pasukan Belanda melakukan Agresi Militernya yang Ke II, ia diangkat menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Seiring dengan berakhirnya Agresi Militer Belanda ke II, Indonesia pun memperoleh pengakuan kedaulatan. Panjaitan sendiri kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T&T) I Bukit Barisan di Medan. Selanjutnya dipindahkan lagi ke Palembang menjadi Kepala Staf T & T II/Sriwijaya.

Setelah mengikuti kursus Militer Atase (Milat) tahun 1956, ia ditugaskan sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat. Ketika masa tugasnya telah berakhir sebagai Atase Militer, ia pun pulang ke Indonesia. Namun tidak lama setelah itu yakni pada tahun 1962, perwira yang pernah menimba ilmu pada Associated Command and General Staff College, Amerika Serikat ini, ditunjuk menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad). Jabatan inilah terakhir yang diembannya saat peristiwa G 30/S PKI terjadi.

Ketika menjabat Asisten IV Men/Pangad, ia mencatat prestasi tersendiri atas keberhasilannya membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat Cina (RRC) untuk PKI. Dari situ diketahui bahwa senjata-senjata tersebut dimasukkan ke dalam peti-peti bahan bangunan yang akan dipakai dalam pembangunan gedung Conefo (Conference of the New Emerging Forces). Senjata-senjata itu diperlukan PKI yang sedang giatnya mengadakan persiapan melancarkan pemberontakan.

Monumen Kesaktian Pancasila
Pada jam-jam awal 1 Oktober 1965, sekelompok anggota Gerakan 30 September meninggalkan Lubang Buaya menuju pinggiran Jakarta. Mereka memaksa masuk pagar rumah Panjaitan di Jalan Hasanudin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, lalu menembak dan menewaskan salah seorang pelayan yang sedang tidur di lantai dasar rumah dua lantai dan menyerukan Panjaitan untuk turun ke bawah. Dua orang pemuda yaitu Albert Naiborhu dan Viktor Naiborhu terluka berat saat mengadakan perlawanan ketika D.I. Panjaitan diculik, tidak lama kemudian Albert meninggal. Setelah penyerang mengancam keluarganya, Panjaitan turun.

Sumur Lubang Buaya
Dia kemudian mencoba melarikan diri dan ditembak mati. mayatnya dimasukkan ke dalam truk dan dibawa kembali ke markas gerakan itu di Lubang Buaya. Kemudian, tubuh dan orang-orang dari rekan-rekannya dibunuh tersembunyi di sebuah sumur tua. Mayat ditemukan pada tanggal 4 Oktober, dan semua diberi pemakaman kenegaraan pada hari berikutnya. Panjaitan mendapat promosi anumerta kepada Jenderal Mayor dan diberi gelar Pahlawan Revolusi.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/D.I._Pandjaitan

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.tokohbiografi.blogspot.com

Thursday, December 8, 2011

Biografi I Gusti Ngurah Rai

Biografi I Gusti Ngurah RaiKolonel TNI Anumerta I Gusti Ngurah Rai lahir di Desa Carangsari, Petang, Kabupaten Badung, Bali, tanggal 30 Januari 1917, Ayahnya bernama I Gusti Ngurah Palung yang berprofesi sebagai manca (jabatan setingkat camat). Setelah menamatkan pendidikannya di HIS Denpasar dan MULO di Malang, tahun 1936 beliau melanjutkan pendidikan di Sekolah Kader Militer di Gianyar Bali. Selanjutnya mengikuti pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO) di Magelang. Pada masa pendudukan Jepang, Ngurah Rai bekerja sebagai intel sekutu di daerah Bali dan Lombok.

Setelah Indonesia Merdeka pemerintah Indonesia I Gusti Ngurah Rai membentuk TKR Sunda Kecildan beliau menjadi komandannya dengan pangkat Letnal Kolonel. Ngurah Rai kemudian pergi ke Yogyakarta untuk konsolidasi dan mendapatkan petunjuk dari pimpinan TKR. Sekembalinya dari Yogyakarta, Bali ternyata sudah dikuasai Belanda. Ngurah Rai memiliki pasukan yang bernama "Ciung Wenara" melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama Puputan Margarana. (Puputan, dalam bahasa bali, berarti "habis-habisan", sedangkan Margarana berarti "Pertempuran di Marga" Marga adalah sebuah desa ibukota kecamatan di pelosok Kabupaten Tabanan, Bali).

Nisan Puputan Mangarana Pahlawan Di Bali
Bersama 1.372 anggotanya pejuang MBO (Markas Besar Oemoem) Dewan Perjoeangan Republik Indonesia Sunda Kecil (DPRI SK) dibuatkan nisan di Kompleks Monumen de Kleine Sunda Eilanden, Candi Marga, Tabanan. Detil perjuangan I Gusti Ngurah Rai dan resimen CW dapat disimak dari beberapa buku, seperti "Bergerilya Bersama Ngurah Rai" (Denpasar: BP, 1994) kesaksian salah seorang staf MBO DPRI SK, I Gusti Bagus Meraku Tirtayasa peraih "Anugrah Jurnalistik Harkitnas 1993", buku "Orang-orang di Sekitar Pak Rai: Cerita Para Sahabat Pahlawan Nasional Brigjen TNI (anumerta) I Gusti Ngurah Rai" (Denpasar: Upada Sastra, 1995), atau buku "Puputan Margarana Tanggal 20 November 1946" yang disusun oleh Wayan Djegug A Giri (Denpasar: YKP, 1990).

Patung I Gusti Ngurah Rai
Bandara I Gusti Ngurah Rai
Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra dan kenaikan pangkat menjadi Brigjen TNI (anumerta). Namanya kemudian diabadikan dalam nama bandar udara di Bali, Bandara Ngurah Rai.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/I_Gusti_Ngurah_Rai

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.tokohbiografi.blogspot.com